Ramadan 2023

Hikmah Ramadan: Menyikapi Doa yang Belum Terkabul

Dalam salah satu hadits riwayat Ibnu Majah, Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tiga golongan yang doanya tidak ditolak oleh Allah.

Editor: Ficca Ayu
Istimewa/TribunMadura.com
Sholihin Hasan, Sekretaris Komisi Fatwa MUI Jawa Timur. 

Semua orang pasti ingin doanya dikabulkan, namun ketika doanya belum terealisasi, maka ada baiknya untuk introspeksi diri, karena diterima atau tidaknya doa sangat tergantung pada dua variabel, yaitu kondisi kesehariannya dan kondisi di saat berdoa.

Ibrahim bin Adham, seorang ulama besar pernah ditanya oleh sekelompok orang di pasar Bashrah terkait doa yang tidak kunjung terkabul, padahal Allah berjanji akan mengabulkan doa hambaNya yang meminta kepadaNya.

Ia menjawab “ Wahai penduduk Bashrah, penyebabnya adalah hati kalian telah mati, kalian mengakui Allah sebagai pencipta tapi tidak kalian penuhi hakNya untuk disembah,  kalian baca al-Qur’an tapi isinya tidak diamalkan, kalian mengaku musuh Syaitan tapi justru berteman denganya, kalian mengaku cinta Nabi Muhammad tapi meninggalkan sunnahnya, kalian mengaku cinta surga tapi tidak melakukan sesuatu yang bisa mengantarkan masuk ke dalamnya, kalian mengaku takut masuk neraka tapi tidak meninggalkan perbuatan dosa yang menyebabkan masuk ke dalamnya, kalian menyakini kematian pasti terjadi tapi tidak mempersiapkan amal shalih, kalian sibuk dengan aib orang lain, sementara aibmu tidak engkau hiraukan, kalian gunakan rizki Allah tapi tidak bersyukur kepadaNya dan kalian ikut mengubur jenazah tapi tidak mengambil pelajaran darinya”.

Selain itu, kondisi seseorang saat berdoa juga memiliki peran penting dalam menentukan dikabulkannya doa, salah satunya adalah khusu’ dan sungguh-sungguh. Dalam hadits riwayat al-Turmudzi, Nabi bersabda “Allah tidak akan menerima doa dari seseorang yang hatinya lupa kepada Allah”.

Bahkan Imam al-Khazin dalam Tafsir Lubab al-Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil menyatakan ada beberapa syarat dalam berdoa, yaitu ikhlas, kehadiran hati, isi doa untuk kemaslahatan manusia dan isi doanya tidak memutus silaturahim.

Di samping itu, ada baiknya ketika berdoa didahului dengan memuji Allah dan membaca shalawat kepada Nabi sebagaimana sabda Nabi dalam hadits riwayat al-Turmudzi “Bila kalian berdoa, maka mulailah dengan memuji Allah dan membaca shalawat kepada Nabi kemudian berdoa sesuai keinginan”.

Ketika kita memahami bahwa doa merupakan permintaan seorang hamba kepada Tuhannya, maka seharusnya permintaan itu berangkat dari kesungguhan, keikhlasan, kekhusyu’an, kemaslahatan dan tentunya selalu berupaya untuk ingat kepadaNya. Bila berbagai hal itu dipenuhi, maka insyaallah doa akan dikabulkan Allah.

Baca juga: Hikmah Ramadan: Taubat yang Diterima

Berbaik sangka kepada Allah

Sangat mungkin doa seseorang belum terkabul walaupun ia telah memenuhi berbagai persyaratan di atas, untuk itu ia harus berbaik sangka kepada Allah bahwa Allah akan mengabulkannya dan Allah lebih tahu terhadap kemaslahatannya.

Dalam kenyataannya, doa adakalanya dikabulkan Allah dalam kurun waktu yang tidak lama seperti doa para Nabi dan para kekasih Allah. Mereka meminta sesuatu kepada Allah dan dikabulkan dengan cepat.

Di saat perang Badar Nabi Muhammad berdoa kepada Allah agar diberi kemenangan atas pasukan Kafir Quraisy yang jumlahnya jauh lebih banyak dari pada pasukan Islam dan ternyata doanya langsung dikabulkan Allah dengan kemenangan di pihak kaum muslimin.

Namun demikian doa yang tidak langsung terkabul bukan kemudian dipahami sebagai doa yang ditolak, karena berbagai kemungkinan akan terjadi.

Pertama, Allah akan mengabulkan di dunia dengan waktu yang lama untuk menguji kesabaran hambaNya. Nabi Ya’qub berdoa agar dipertemukan dengan Nabi Yusuf yang hilang sejak usia belia dan dikabulkan setelah puluhan tahun lamanya.

Nabi Zakaria berdoa minta dikaruniai anak kepada Allah dan Allah mengabulkannya dengan berita gembira bahwa ia akan mendapatkan anak laki-laki yang bernama Yahya di saat usianya lebih sertus tahun.

Kedua, Allah akan mengabulkan doa di dunia tapi tidak dalam bentuk yang diminta. Artinya, doa tersebut dikabulkan dalam bentuk lain yang lebih maslahat. Seseorang yang berdoa minta kaya tapi dikabulkan dalam bentuk lain yang lebih maslahat menurut Allah, seperti kesehatan, ilmu dan lain-lain. Andaikan orang tersebut diberi kekayaan, belum tentu maslahat baginya bahkan justru menjadi malapetaka.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved