Berita Terkini Bangkalan

Dari Limbah ke Laba: Kisah Satria Eko Santosa Kelola Sampah Jadi Berkah

Kisah inspiratif tentang pengelolaan sampah datang dari sosok Satria Eko Santosa (27).

|
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
FOTO/ahmad faisol BERBUAH MANIS - Berangkat dari kepedulian terhadap sampah, kini Satria Eko Santosa (kiri), warga Kecamatan Crème, Kabupaten Gresik dipercayai sebagai vendor pengolahan TPS 3R di RSUD Syamrabu Bangkalan dan Universitas Trunojoyo Madura 

Ringkasan Berita:
  • Satria Eko Santosa, lulusan Teknik Kimia Universitas Semen Indonesia, memanfaatkan keahliannya mengelola sampah padat dengan konsep Reduce, Reuse, Recycle (3R)
  • Satria dipercaya sebagai vendor pengelolaan TPS nonmedis di RSUD Syamrabu Bangkalan
  • Satria mendorong pemilahan sampah sejak awal dan pengolahan berbasis TPS 3R untuk mengurangi bau dan menghasilkan nilai ekonomis dari sampah anorganik seperti plastik dan logam.

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Kisah inspiratif tentang pengelolaan sampah datang dari sosok Satria Eko Santosa (27).

Pengelolaan sampah yang baik memang mengharuskan kontak langsung dengan limbah dan bau tidak sedap.

Kondisi yang secara fisik kotor menjadikan sampah dibuang begitu hingga cenderung ‘kurang tersentuh’.

Akibatnya, permasalahan sampah dari hari ke hari bak bola salju yang terus menggelinding dan semakin menggunung.

Berangkat dari keprihatinan itulah, Satria Eko Santosa akhirnya memantapkan langkahnya untuk terjun mengurusi sampah.

Baca juga: Mesin Pengolah Sampah di Sumenep Belum Hasilkan Cuan, Kerja Sama dengan Pihak Ketiga Tertunda

Terlebih, pemuda berusia 27 tahun asal Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik itu mempunyai latar bidang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) setelah menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Kimia di Universitas Semen Indonesia, Kabupaten Gresik.

“Saya awalnya prihatin, sampah kenapa dari awal tidak dipilah? Kalau tidak dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, kan bisa menimbulkan penyakit."

"Saya sudah akrab di bidang pengolahan limbah, tetapi limbah bentuk cair. Di situlah saya mulai berpikir, kenapa sekalian tidak mengurus sampah padat,” ungkap Satria kepada Tribun Madura, Minggu (2/11/2025).

Dari Limbah ke Laba

Buah dari ketekunannya selama dua tahun terakhir, Satria bersama timnya dipercaya RSUD Syamrabu Bangkalan sebagai vendor untuk mengoptimalkan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) khusus nonmedis dengan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (3R).  

Bersama Satria, RSUD Syamrabu Bangkalan menggelorakan program ‘Bangkalan Berse Onggu’ (sangat bersih) dengan komposisi keutungan pihaknya pada tahun pertama menerima 90 persen dan RSUD Syamrabu di angka 10 persen dari laba.

Kesepakatan ini karena pihak vendor mengembalikan modal pembelian semua peralatan.

Untuk tahun kedua, pihak RSUD Syamrabu disebut Satria akan mendapatkan laba sebesar 30 persen.

Pada tahun berikutnya, laba yang diterima pihak RSUD Syamrabu akan meningkat hingga di angka 70 persen dari bagi hasil keuntungan.  

“Kalau di Bangkalan, kerjasamanya masih dengan RSUD Syamrabu dan Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Saya juga ada kerjasama di Gresik untuk mengolah sampah plastik dengan konsep TPS 3R."

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved