Berita Terkini Bangkalan
Jawab Tantangan Agroindustri, UTM Bentuk Prodi Teknologi Pangan Berbasis Inovasi dan Kearifan Lokal
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura resmi membuka Prodi Teknologi Pangan, ditandai dengan Seminar Nasional
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
Ringkasan Berita:
- Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura resmi membuka Prodi Teknologi Pangan
- Prodi ini menekankan inovasi berbasis kearifan lokal, efisiensi rantai pasok agroindustri dengan teknologi digital (IoT, AI, Blockchain), serta pengurangan food loss yang mencapai 30 persen per tahun
- Kehadiran prodi ini dianggap visioner oleh BGN dan pemerintah daerah, mendukung program MBG, memperkuat ketahanan pangan nasional, serta menyiapkan SDM unggul menuju Generasi Emas 2045
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN - Membangun kemandirian pangan berbasis inovasi, kearifan lokal, pengelolaan pangan berkeadilan dan berkelanjutan menjadi salah satu lecutan semangat Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura (UTM) membuka Prodi Teknologi Pangan.
Launching prodi ke-39 itu dikemas dalam Seminar Nasional dengan Keynote Speaker, Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Dr Ir Tigor Pangaribuan di Aula Syaikhona Muhammad Kholil, Gedung Graha Utama Lantai 10 UTM, Kamis (13/11/2025).
Seminar Nasional bertemakan, ‘Teknologi Pangan Menuju Generasi Cerdas dengan Food Wisdom dan Food Intelligence’ semakin menarik ketika sesi diskusi panel kemudian memperdalam topik kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri pangan.
Bentuk Generasi Sadar Pangan
Dalam kesempatan itu, Prof Ir Umi Purwandari, MApp, Sc, PhD selaku Guru Besar Fakultas Pertanian UTM menyoroti pentingnya pendidikan berbasis food intelligence dan food wisdom untuk membentuk generasi sadar pangan.
Bahkan Dekan Fakultas Pertanian UTM, Dr M Fuad Fauzul Mu’tamar, STP, MSi mengulas tentang rantai pasok agroindustri dalam mendukung program MBG.
Baca juga: UTM dan KND Bangun Sistem Data Terbuka untuk Pembangunan Inklusi Disabilitas
Ia menegaskan pentingnya efisiensi logistik dan penggunaan teknologi digital seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan Blockchain guna mengurangi food loss yang saat ini mencapai 30 persen per tahun.
“Rantai pasok agroindustri yang tangguh akan memastikan ketersediaan pangan berkelanjutan, menjaga kualitas gizi, dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkap Dr Fuad.
Food Loss merupakan hilangnya makanan sebelum mencapai konsumen akhir yang disebabkan hasil panen tidak diolah tepat waktu atau rusak akibat hama dan penyakit.
Hilangnya makanan bisa terjadi pada tahap produksi, pascapanen, pengolahan, atau saat proses distribusi.
Seminar Nasional itu juga dihadiri Guru Besar Universitas Airlangga sekaligus pengurus PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof Annis Catur Adi, Rektor UTM Prof Dr Safi’, SH, MH, Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, SIP, MH, jajaran rektorat dan dekan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), kepala SMA/MA se-Kabupaten Bangkalan, mahasiswa Fakultas Pertanian, serta civitas akademika lintas disiplin ilmu.
Bupati Bangkalan, Lukman Hakim mengungkapkan, keberadaan Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian UTM menjadi langkah penting dalam mendukung kebijakan nasional di sektor pangan.
Pasalnya, teknologi pangan merupakan kebutuhan strategis bangsa karena pangan adalah kebutuhan pokok dan kunci ketahanan nasional.
“Tema seminar ini selaras dengan arah pembangunan nasional dan dunia. Potensi Bangkalan sebagai gerbang distribusi pangan ke wilayah timur Indonesia harus dikembangkan dengan pendekatan teknologi dan inovasi,” ungkap Lukman.
Selama ini, lanjutnya, masyarakat masih melihat pertanian sebagai aktivitas budaya, padahal kini harus berorientasi ekonomi.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan perguruan tinggi seperti UTM, proses pascapanen bisa dikelola lebih efisien, hasil pertanian bernilai tambah, dan kesejahteraan petani meningkat.
“Kami berharap UTM terus menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam mengembangkan inovasi pertanian berbasis teknologi pangan yang dapat menjawab tantangan swasembada pangan nasional."
"Ini adalah bagian dari kontribusi nyata Madura untuk Indonesia,” pungkasnya.
Deputi Tigor juga menyebut bahwa kehadiran prodi Teknologi Pangan UTM menjadi langkah visioner karena menyiapkan sumber daya manusia yang mampu mendukung tata kelola pangan nasional, terutama dalam program besar seperti MBG.
“Dengan inovasi dan riset dari perguruan tinggi seperti UTM, bangsa ini akan memiliki tenaga ahli yang dapat memperkuat sistem pangan dari hulu ke hilir, menjamin gizi masyarakat, serta menjaga stabilitas ekonomi daerah,” ujarnya.
Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Dr Ir Tigor Pangaribuan menyatakan, kehadiran prodi Teknologi Pangan UTM menjadi langkah visioner karena menyiapkan sumber daya manusia yang akan mampu mendukung tata kelola pangan nasional, terutama dalam program besar seperti MBG.
“Dengan inovasi dan riset dari perguruan tinggi seperti UTM, bangsa ini akan memiliki tenaga ahli yang dapat memperkuat sistem pangan dari hulu ke hilir, menjamin gizi masyarakat, serta menjaga stabilitas ekonomi daerah,” katanya.
Ia menjelaskan, BGN berperan sebagai tulang punggung penciptaan Generasi Emas 2045 melalui tata kelola pangan nasional yang efisien, transparan, dan inklusif.
Karena itu, BGN menjadi salah satu program prioritas strategis pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Melalui ekosistem yang disebut Sirkulasi Ekonomi Desa (Circular Economy Village), BGN membangun jejaring produksi dan distribusi pangan berbasis komunitas dengan melibatkan petani, nelayan, koperasi, dan pelaku UMKM pangan di seluruh Indonesia.
“Program MBG bukan sekadar memberi makan bergizi, tetapi membangun sistem ekonomi pangan nasional. Setiap SPPG mampu membuka lapangan kerja bagi warga lokal, membutuhkan ratusan ton bahan pangan, dan melibatkan petani, peternak, serta pelaku usaha kecil di sekitarnya. Ini adalah bentuk kolaborasi konkret antara pemerintah dan perguruan tinggi dalam memperkuat kemandirian pangan bangsa,” pungkas Ir Tigor.
Rektor UTM, Prof Dr Safi’, SH, MH mengungkapkan, pendirian Prodi Teknologi Pangan merupakan wujud komitmen UTM dalam mendukung agenda prioritas Presiden RI Prabowo Subianto.
Sekaligus wujud implementasi Asta Cita keempat presiden yang menitikberatkan pada penguatan sistem pertahanan dan keamanan nasional.
“UTM kini memiliki 34 program studi aktif dan menargetkan 20 program baru hingga 2026. Termasuk Teknologi Pangan sebagai prodi baru yang berperan dalam membangun kemandirian pangan berbasis inovasi dan kearifan lokal,” ungkap Prof Safi’.
Melalui Prodi Teknologi Pangan, lanjutnya, UTM mampu mewujudkan terbangunnya food wisdom, kebijaksanaan terhadap sumber daya lokal, food intelligence, dan kecerdasan dalam mengelola pangan modern.
Sinergi antara kebijakan pemerintah dan perguruan tinggi adalah kunci keberhasilan pembangunan pangan yang berkelanjutan.
Peluncuran Prodi Teknologi Pangan menjadi jawaban nyata sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah pusat maupun daerah, serta masyarakat dalam menjawab tantangan pangan di masa depan,” pungkasnya.
kemandirian pangan
Universitas Trunojoyo Madura (UTM)
Tribun Madura
Prodi Teknologi Pangan
meaningful
| UTM dan KND Bangun Sistem Data Terbuka untuk Pembangunan Inklusi Disabilitas |
|
|---|
| Modus Jamaah Subuh, Curanmor di Masjid Bangkalan Gasak Dua Motor dalam 13 Detik |
|
|---|
| Langkah Pemkab Bangkalan Atasi Sampah, Sulap Terminal Mangkrak Jadi TPST |
|
|---|
| UTM Madura Abadikan Nama Gus Dur dan Syaikhona Kholil, Dua Ulama yang Kini Jadi Pahlawan Nasional |
|
|---|
| Gelar Pahlawan Nasional Syaikhona Kholil Hadiah untuk Bangsa Indonesia |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/madura/foto/bank/originals/UTM-meresmikan-Prodi-Teknologi-Pangan-Fakultas-Pertanian.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.