Protes Parkir Berlangganan di Pamekasan

Jukir Pamekasan Bantah Menarik Retribusi ke Masyarakat Peserta Parkir Berlangganan, Begini Dalihnya

Jukir di Pamekasan membantah menarik retribusi ke masyarakat peserta parkir berlangganan, begini dalihnya

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/KUSWANTO FERDIAN
Sepeda motor yang diparkir di pinggir Jalan Kemayoran Pamekasan, tepatnya di depan praktek dokter spesialis anak Dr Gatot, Selasa (28/1/2020) malam. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Petugas juru parkir ( jukir ) membantah terkait adanya dugaan melakukan penarikan retribusi parkir kepada masyarakat Pamekasan, Madura yang menjadi peserta parkir berlangganan.

Hal ini disampaikan Sukriyanto, seorang jukir yang bertugas menertibkan parkiran di belokan pinggir Jalan Kemayoran tepatnya di depan lokasi praktek dokter spesialis anak Dr Gatot di Kota Pamekasan, Selasa (28/1/2020) malam.

Menurutnya, selama 16 tahun menjadi jukir di wilayah tugasnya itu tidak pernah meminta retribusi parkir kepada pasien atau keluarga pasien yang memarkirkan sepeda motornya tepat di pinggir Jalan Kemayoran tersebut.

Sebab menurut Sukriyanto, para jukir yang bertugas di wilayah Pamekasan dilarang oleh Dinas Perhubungan untuk melakukan penarikan retribusi.

"Saya hanya melakukan penertiban dan pengamanan saja, dan tidak pernah meminta uang kepada pasien atau keluarga pasien yang memarkir kendaraanya di sini," kata Sukriyanto saat ditemui TribunMadura.com, Selasa (28/1/2020).

Dicopot Menkumham usai Berkunjung ke Kediri, Ronny F Sompie Susul Nasib Imam Nahrawi dan Rommy

BREAKING NEWS - Sudah Bayar Parkir Berlangganan Masih Ditarik Parkir, FARA Geruduk DPRD Pamekasan

Warga Desak Parkir Berlangganan di Pamekasan Dicabut, Begini Pembelaan Dinas Perhubungan

Selain itu, pria asal Desa Tobungan, Pamekasan tersebut menceritakan, setiap hari penghasilannya tidak menentu.

Bila mujur, kata dia kadang mendapat penghasilan Rp 40 ribu dalam sehari.

Namun bila sepi hanya mendapat penghasilan sekitar Rp 20 ribu saja.

"Penghasilan itu saya dapat dari pemberian orang yang markir kendaraannya di sini, saya pun tidak pernah meminta. Dikasi Alhamdulillah, gak diberi saya tidak marah," ujarnya.

"Bahkan malah banyak yang tidak memberi. Mau bagaimana lagi, saya hanya bisa ikhlas, karena saya hanya bertugas mengamankan kendaraan yang sedang parkir ini saja, supaya tidak mengganggu pengendara lain yang sedang lewat," sambung dia.

Pria berusia 49 tahun tersebut juga mengaku bekerja menjadi jukir mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Namun kata dia, jam kerjanya bertahap dan bergantung bukanya jam praktek.

"Kalau pagi saya kerja mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB. Kalau sore dari pukul 14.00 WIB hingga jam 21.00 WIB," bebernya.

Sukriyanto juga mengutarakan, dalam seminggu, dia hanya bekerja lima hari saja.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved