Berita Jawa Timur
Mengenal Fenomena La Nina yang Berpotensi Bencana Hidrometeorologi, Mulai Banjir hingga Longsor
Khofifah menjelaskan bahwa fenomena La Nina yang diprediksi diikuti cuaca ekstrem akan melanda Jatim di waktu-waktu puncak musim hujan.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Potensi cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina disikapi sigap oleh Jawa Timur.
Sebab fenomen badai La Nina ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.
Untuk itu, hari ini, Senin (23/11/2020), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar apel siaga darurat bencana di Makodam V Brawijaya.
Apel ini sekaligus untuk memastikan kesiapan setiap pasukan menghadapi potensi bencana. Yang akan menjadi kesigapan baik tenaga maupun sarana prasarana.
Khofifah menjelaskan bahwa fenomena La Nina yang diprediksi diikuti cuaca ekstrem akan melanda Jatim di waktu-waktu puncak musim hujan. Yaitu antara bulan Desember 2020 hingga Maret 2021.
Cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi bisa berwujud banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta angin puting beliung.
Baca juga: Kepribadian Gisel Dikuak Pakar Pembaca Wajah Berkat Alis Cukup Menantang, Mudah Percaya Kata Cinta
Baca juga: Teka-teki Video Syur Mirip Gisel, Polri Kini Fokus Pada Pelaku Utama, Begini Nasib Pemeran Pria
Baca juga: Katalog Promo Indomaret Selasa 24 November 2020: Susu, Camilan, Deterjen, hingga Shampoo Ada Diskon
Baca juga: Leo Tegang, Libra Butuh Rekreasi, Capricorn Cemburu, Simak Ramalan Zodiak Selasa 24 November 2020
Baca juga: Pengakuan Sopir Truk Tangki Pertamina yang Tabrak Pria hingga Tewas di Jalan Raya Madiun-Surabaya
“Tetap waspada dan siap siaga terhadap ancaman bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina, mulai dari banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung yang bisa terjadi kapan saja. Ihtiar sambil berdo'a agar semua terantisipasi tanpa korban,” ungkap Khofifah.
Secara khusus Khofifah meminta agar masyarakat juga rutin memantau BMKG yang sudah rutin memberikan update peringatan dini untuk mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang dan petir.
Early warning ini diharapkan menjadi hal yang diperhatikan untuk meningkatkan kesiap-siagaan dan kewaspadaan.
“Terutama bagi yang bertempat tinggal di wilayah-wilayah yang rawan bencana. Pastikan mitigasi bencananya kompregensif,” ujarnya.
Khofifah menyebut, sedikitnya terdapat 22 daerah di Jatim yang rawan terjadi bencana hidrometeorologi. Adapun kawasan rawan banjir umumnya didominasi oleh luapan sungai di sekitarnya, seperti Sungai Bengawan Solo yang luapannya bisa membanjiri wilayah Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi, dan Tuban.
Kemudian potensi banjir akibat luapan sungai Berantas, yakni Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, dan Jember.
Sedangkan di Pasuruan, banjir berpotensi diakibatkan oleh luapan sungai Welang.
Demikian juga di Madura, beberapa daerah biasa terdampak luapan Sungai Kemuning.
Baca juga: 9 Baliho Habib Rizieq Shihab di Kabupaten Malang Diturunkan Satpol PP karena Tak Kantongi Izin
Baca juga: Pria yang Duduk Bersila Lalu Ditabrak Truk Pertamina Tewas Saat Dirawat, Sopir dan Kernet Ditahan
Baca juga: Pria Duduk Bersila di Tengah Jalan Lalu Ditabrak Truk Pertamina Akhirnya Meninggal, Sempat Dirawat
Baca juga: Asmara Cancer Mandek hingga Taurus Tersinggung, Intip Ramalan Zodiak Cinta Selasa 24 November 2020
Baca juga: Khofifah Naikkan UMK di Ring 1 Jatim, Banyak Pengusaha Mulai Lirik Jateng Untuk Relokasi Industri
Bencana hidrometeorologi yang lain adalah longsor, yakni harus diwaspadai wilayah Jombang, Ponorogo, Kediri, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Batu, dan Pacitan.