Berita Jombang
Banjir Jombang Akibat Tanggul Sungai Jebol, Ketinggian Air Capai 1 Meter, Warga Terpaksa Mengungsi
Warga terpaksa mengungsi setelah rumah mereka terendam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Afvour Besuk dan Sungai Afvour Brawijaya.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Reporter: Mohammad Romadoni | Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, JOMBANG - Banjir yang melanda Kabupaten Jombang merendam ratusan rumah penduduk Desa Gondangmanis dan Desa Bandar Kedungmulyo, Kecamatan Bandar Kedungmulyo.
Warga terpaksa mengungsi setelah rumah mereka terendam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Afvour Besuk dan Sungai Afvour Brawijaya, yang telah berlangsung selama tiga hari terakhir.
Pantauan di lapangan, Dusun Prayungan, Desa Gondangmanis, merupakan kawasan paling parah terdampak banjir tersebut.
• Peredaran Miras di Pamekasan Kian Meresahkan, Ormas Islam Ajak Semua Pihak Ikut Andil Memberantas
• Aparat Gabungan Bagikan Masker Gratis di 2 Pasar Pamekasan, Ajak Pedagang-Pengunjung Patuhi Prokes
• Segel Bangku Taman Kota Malang Dirusak, Satpol PP Ngeluh Disambati DLH, Pasang CCTV Tangkap Oknum
Ketinggian air di Dusun Prayungan yang berada tidak jauh dari Balai Desa Gondangmanis tersebut bervariasi yaitu lebih dari satu meter di jalan poros desa.
Sedangkan, ketinggian air di dalam rumah warga sekitar 60 sentimeter sampai satu meter, yang hingga kini belum surut.
Nikmah (28), warga Dusun Prayungan mengatakan, banjir mulai merendam permukiman warga termasuk rumahnya pada Jumat (5/2/2021) siang.
Ketinggian air banjir justru semakin meningkat pada malam harinya, sehingga keluarganya terpaksa meninggalkan rumah untuk mengungsi ke tempat aman.
"Seluruh keluarga mengungsi ke Balai Desa Gondangmanis untuk sementara kemudian pindah ke rumah saudara di Dusun Gondanglegi yang tidak terkena banjir," terangnya di lokasi banjir, Sabtu (6/2/2021).
Menurut dia, banjir di kampungnya sudah terjadi sejak dulu apalagi ketika musim hujan, namun tidak sampai parah seperti ini.
Banjir masih belum surut bahkan sekarang ketinggian air masih mencapai sekitar 1 meter.

• Muncul Gerakan Tolak Vaksin Covid-19 di Pamekasan, Dinkes Merespons, Minta Provokator Ditindak Tegas
• Perdalam Ilmu Agama, Tahanan Polsek Sukorejo Ponorogo Diberi Kitab Tuntunan Salat dan Surat Yasin
"Dulu pernah banjir tapi tahun ini adalah banjir yang paling parah," jelasnya.
Sebagian warga masih beraktivitas di lokasi banjir untuk memastikan kondisi keamanan rumahnya.
Mereka juga tampak membersihkan rumahnya dari sampah yang terbawa air banjir.
Seorang warga, Nur Hamidah (43) tampak berjalan sempoyongan ketika menerjang air banjir setelah menilik keadaan rumahnya yang masih terendam banjir.