Berita Terkini Sampang

Polda Jatim Ungkap Jumlah Tersangka Pembacokan di Sampang, Kenapa Cuma 3 Padahal di Video 5 Orang

Polda Jatim memberikan penjelasan mengenai sosok Kiai Hamduddin yang lolos dari jeratan hukum kasus tragedi pembacokan

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Taufiq Rochman
Tribun Jatim Network/Luhur Pambudi
Polisi menunjukkan barang bukti celurit pelaku carok di Sampang yang menewaskan saksi paslon bupati. 

Selanjutnya, luka bacok punggung bagian tengah 10 cm, luka bacok pantat kiri 12 cm, dan luka bacok jempol kiri hampir putus lima sentimeter. 

Ketiga tersangka bakal dikenakan Pasal 170 Ayat 2 ke-3e KUHP, tentang kekerasan menyebabkan orang meninggal dunia. Ancamannya, pidana penjara maksimal 10 tahun. 

Lalu bagaimana kronologi awal kejadian pembacokan tersebut bermula. 

Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman menerangkan, kejadian berawal dari kunjungan salah satu figur dari kubu Paslon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2 Slamet-Mahfudz, yakni Slamet Junaidi ke salah satu tokoh masyarakat di desa tersebut.

Figur Kubu Paslon Cabup Slamet Junaidi bersama beberapa anggota tim dan pendukungnya bermaksud bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Babussalam untuk bertemu salah satu pengasuhnya, yakni Kiai Mualif (MF). 

Karena adanya kunjungan salah satu Figur Paslon Cabup Sampang itu, Kiai MF meminta Saksi Asrofi (ASR) salah satu santrinya untuk mengumpulkan para santri ponpes untuk membuat barisan jamaah zikir guna menyambut kedatangan figur Paslon Cabup Slamet Junaidi

Kedatangan kubu figur Paslon Cabup Slamet Junaidi yang dianggap mendadak itu, akhirnya diketahui oleh tokoh masyarakat lain yang bermukim di desa tersebut, yakni Kiai HN.

Karena, jalanan rombongan kubu figur Paslon Cabup Slamet Junaidi menuju pondok pesantren Kiai MF itu, kebetulan melintasi depan rumah, Kiai HN. 

Ternyata, kedatangan yang mendadak dari Kubu Paslon Cabup Slamet Junaidi itu, menimbulkan ketidaksenangan bagi Kiai HN.

Selain karena sosok Kiai MF cuma sebatas menantu keponakan Kiai HN, yang tentunya secara usia lebih muda. 

Kiai HN juga menganggap, kunjungan figur Kubu Cabup Slamet Junaidi ke pondok pesantren itu, dianggap 'melangkahi' karena tanpa izin dari dirinya yang lebih tua. 

Karena hal tersebut, kubu massa Kiai HN melakukan blokade akses jalan yang akan dilewati rombongan kendaraan Kubu Figur Paslon Cabup Slamet Junaidi, menggunakan mobil Kijang LGX dengan posisi parkir melintang dan beberapa potongan kayu.

Tak pelak, upaya tersebut malah memicu percekcokan antara kubu massa Kiai MF yang terdiri dari Jimmy Sugito (korban tewas), Muadi (MDI), Mat Yasid (MY), Abdussalam (AM) melawan Kubu massa Kiai HN.

Bahkan sempat terlontar perkataan dari Saksi MDI dengan kalimat berbahasa Madura; Mon Acarok Gih degik yeh. Artinya, kalau mau carok nanti saja. 

Kendati begitu, pihak kubu figur Paslon Cabup Slamet Junaidi memilih mencari akses jalan lain, meskipun secara jarak tempuh terbilang memutar. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved