Berita Pamekasan

Food Colony Jadi Tempat Favorit Warga Pamekasan Ngabuburit dan Berburu Takjil, Ada Ratusan Kuliner 

Kawasan Food Colony menjadi tempat favorit bagi warga Kabupaten Pamekasan, Madura untuk ngabuburit

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Januar
TribunMadura/ Kuswanto
FOOD COLONY PAMEKASAN: Suasana saat pengunjung ramai-ramai berburu takjil dan kuliner di kawasan Food Colony, Jalan Kesehatan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Kamis (6/3/2025) sore. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Kawasan Food Colony menjadi tempat favorit bagi warga Kabupaten Pamekasan, Madura untuk ngabuburit dan berburu menu takjil di bulan Ramadan tahun 2025.

Mulai dari kawula muda hingga para orang tua datang silih berganti memadati area Food Colony untuk berburu berbagai macam kuliner dan memawa anaknya bermain di wahana permainan.

Tempat jajanan ratusan kuliner ini berada di Jalan Kesehatan, Kelurahan Barurambat Kota, Kabupaten Pamekasan, Madura.

Pantauan di lokasi, mulai pukul 15.00 WIB, area Food Colony mulai dipadati pengunjung.

Terdata sekitar 360 tenan yang menjual berbagai macam kuliner di kawasan Food Colony tersebut.

Mulai dari minuman, makanan ringan hingga berbagai macam aneka nasi

Salah satu kuliner yang banyak dipadati pengunjung hingga antre, yakni jajanan Jigor.

Penjual Jigor di Food Colony Pamekasan, Rohasiatul Munawwarah menceritakan, mulai menjual jajanan Jigor khas Pamekasan sejak tahun 2023.

Seiring berjalannya waktu berjualan di Food Colony ini, dagangannya mulai banyak diketahui warga Pamekasan dan banyak pelanggan berdatangan.

"Butuh kesabaran juga untuk mendapat pelanggan sebanyak ini dan bertahan sampai sekarang pelanggannya," kata Rohasiatul Munawwarah saat diwawancarai di lapaknya.

Rohasiatul bersyukur memasuki bulan Ramadan ini, dagangannya mengalami peningkatan pembeli yang signifikan sekitar 99 persen.

Dia merinci, selama Ramadan 2025 ini bisa meraup keuntungan per hari sekitar Rp 800 ribu.

"Pelanggan yang datang membeli langsung ke stan dan melalui via online sama-sama banyak," ungkapnya.

Sementara ini, kata Rohasiatul, pembeli Jigor melalui aplikasi Gojek masih dinonaktifkan olehnya.

Dia khawatir pelayanan khusus pelanggan yang datang langsung ke tenan tidak terlayani dengan baik jika masih melayani pembelian melalui aplikasi Gojek.

Perempuan yang akrab disapa Roha itu mengaku nyaman berjualan di kawasan Food Colony Pamekasan ini karena pelanggannya tidak lagi membeli di pinggir jalan raya, sehingga pelayanan juga lebih baik karena disediakan tempat duduk.

Seporsi Jigor dijual mulai harga Rp 6 ribu - Rp 12 ribu bergantung banyak isian Jigor yang dipesan oleh pembeli.

"Variabel rasa bisa pesan sesuai selera mulai dari sedang, pedas dan super pedas. Mayoritas pelanggan dari semua kalangan. Buka mulai pukul 14.30 WIB - 23.00 WIB," urainya.

"Tapi akhir-akhir ini karena banyak pelanggan yang membeli, saya tutup sampai pukul 01.00 WIB dini hari," sambungnya.

Roha mengajak warga Pamekasan untuk datang membeli dagangannya di Food Colony nomor tenan 57-58.

"Ayo datang ke sini, banyak macam kuliner. Ditunggu kehadirannya," ajaknya.

Sementara itu, Pengunjung Food Colony Pamekasan, Indra Septriyanto mengatakan, selama Radaman sering ngabuburit dan buka puasa bersama keluarganya di Food Colony.

Dia mengaku nyaman berburu takjil dan berbuka puasa di kawasan ini karena menjadi pusat ratusan kuliner di Pamekasan.

"Meski sebelum bulan Ramadan, saya sudah terbiasa kulineran di sini juga," kata Indra Septriyanto.

Menurut pria yang akrab disapa Mas Trek itu, ratusan pedagang yang berjualan di Food Colony ini, sebelumnya banyak berjualan di pinggir jalan Taman Monumen Arek Lancor.

Namun, oleh Pemerintah Kabupaten Pamekasan direlokasi ke tempat khusus di Food Colony agar berjualan lebih aman dan nyaman.

"Lebih nyaman di sini kulineran, karena lebih tertata rapi dan tidak serabutan serta tidak menganggu pengguna jalan yang lain. Apalagi disediakan tempat duduk sehingga lebih santai dan nyaman menikmati makan," nilainya.

Selain itu juga, kata Mas Trek, setiap tenan antar pedagang sangat dekat jualannya, sehingga membuat pengunjung nyaman untuk memilih kuliner khas yang disukai.

"Makanan favorit biasanya mencari menu takjil, kalau sebelum Ramadan biasanya saya membeli pentol Ghepek," tutupnya.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved