Berita Terkini Sumenep

Montir di Sumenep Keheranan Terima Banyak Keluhan Motor Brebet: Tidak Wajar

Kekhawatiran publik mengenai kualitas BBM Pertalite yang diduga memicu kerusakan mesin kini telah merambat dan dirasakan oleh para pengendara Sumenep

Editor: Taufiq Rochman
Istimewa
SERVIS MOTOR - Ilustrasi mekanik sedang sibuk servis motor 

TRIBUNMADURA.COM - Kekhawatiran publik mengenai kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite yang diduga memicu kerusakan mesin kini telah merambat dan dirasakan oleh para pengendara di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Isu yang awalnya terisolasi kini menjadi masalah regional.

Sejumlah besar pemilik kendaraan bermotor di wilayah tersebut mulai melontarkan keluhan serius.

Mereka melaporkan bahwa kinerja mesin kendaraan mereka menurun drastis atau mengalami malfungsi sejak menggunakan BBM Pertalite yang diproduksi oleh Pertamina tersebut.

Klaim ini diperkuat oleh Mulyadi, montir dari Bengkel Pandawa Motor di Kecamatan Kota Sumenep.

Ia memberikan kesaksian bahwa dalam kurun waktu 48 jam terakhir, ia telah menangani tiga kasus motor dengan kerusakan dan gejala mesin yang identik, yang semuanya diduga terkait dengan bahan bakar yang bermasalah.

Ketiga motor itu mengalami gejala mesin brebet dan tenaga berkurang setelah pemiliknya mengaku menggunakan Pertalite.

Baca juga: Banyak Motor Brebet, SPBU di Bangkalan Disidak, Petugas Akui Ada Perbedaan

“Motor pelanggan jadi brebet, bahkan seperti mau mati setiap mau menyalip katanya,” kata Mulyadi seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (29/10/2025).

Montir yang akrab disapa Mol itu menyebut, kebanyakan motor yang diperbaiki adalah jenis matic, salah satunya Honda Vario keluaran tahun 2021.

“Saya heran juga, karena motornya baru. Kayaknya tidak wajar kalau sudah brebet, tapi tidak tahu lagi ya, namanya mesin,” tambah dia.

Salah satu motor, menurut Mulyadi, bahkan harus mengganti saringan bensin karena sudah terlalu kotor.

Menurut Mulyadi, hal itu biasa menjadi indikator bahwa bahan bakar yang digunakan tidak bersih.

“Kalau saringan bensin kotor, bisa bikin suplai bahan bakar terganggu. Akhirnya mesin tersendat,” ungkap dia.

Motor terakhir yang Mulyadi tangani milik seorang sales suku cadang.

Setelah dibersihkan dan diganti komponennya, performa motor kembali normal.

Pertamina buka suara

Menanggapi hal itu, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi buka suara.

Dia memastikan seluruh proses distribusi BBM telah dilaksanakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.

"Termasuk pemeriksaan mutu produk melalui pengujian laboratorium sebelum disalurkan kepada masyarakat," ucap Ahad.

“Saat ini sedang berjalan investigasi lanjutan untuk pengecekan quality and quantity (QQ) BBM di level SPBU sebagai titik distribusi akhir kepada masyarakat,” ucap Ahad lagi.

Ahad menambahkan, para komsumen bisa melakukan pengaduan dimulai dengan melapor ke petugas SPBU disertai bukti transaksi.

Mereka juga diminta memberikan data diri dan kontak yang dapat dihubungi untuk proses tindak lanjut.

"Pihak Pertamina akan menanggung biaya perbaikan kendaraan yang terbukti terdampak, dan laporan resmi akan diteruskan pengelola SPBU kepada tim Pertamina Patra Niaga wilayah terkait untuk ditindaklanjuti," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved