Koperasi Desa Merah Putih di Madura
Dari Desa untuk Desa, KDMP Sumenep Jadi Motor Kemandirian Ekonomi Masyarakat
Filosofi "dari desa untuk desa" kini diimplementasikan secara nyata di Kabupaten Sumenep melalui Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Taufiq Rochman
"Plafon pinjaman maksimal 30 persen dari dana desa. Kalau tidak ada tunggakan, anggaran tetap menjadi DD utuh. Ini peluang besar bagi desa," jelasnya.
Meskipun ada akses pinjaman dari Bank Himbara, pihaknya menegaskan modal internal dari anggota KDMP tetap menjadi ruh utama koperasi.
"Simpanan pokok dan wajib itulah ruhnya koperasi. Kalau bisa, KDMP ini mandiri. Pinjaman dari perbankan sifatnya hanya pelengkap," katanya.
Sampai saat ini, ada beberapa koperasi sudah mulai bergerak secara mandiri. Tercatat ada 10 KDMP yang menjalankan usaha simpan pinjam dan gerai sembako, salah satunya di Desa Lobuk Kecamatan Bluto.
Pemkab Sumenep katanya, tetap berharap dan optimistis jika semua warga desa kompak mau terlibat aktif, KDMP bisa menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
"Program ini Top-down dari pemerintah pusat, tapi niatnya sangat bagus. Kunci suksesnya di kekompakan dan komitmen warga desa," katanya.
Pihaknya menambahkan, manfaat KDMP bukan hanya untuk anggota, tapi juga untuk desa. Kenapa, karena sebesar 20 persen dari SHU KDMP akan menjadi kontribusi bagi Pendapatan Asli Desa (PAD).
"Jadi benar-benar kembali ke desa," pungkasnya.
Dengan berbagai fasilitas, pendampingan, hingga digitalisasi yang telah disiapkan katanya, Koperasi Desa Merah Putih di Sumenep bukan sekadar wadah ekonomi, tetapi simbol gerakan gotong royong modern - ekonomi dari desa, oleh desa, dan untuk desa.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/madura/foto/bank/originals/Kepala-Dinas-Koperasi-Usaha-Kecil-Menengah-Perindustrian-dan-Perdagangan-Sumenep-Moh-Ramli.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.