Virus Corona di Pamekasan
Cerita Pengelola Wisata Kampoeng Toron Samalem Pamekasan, Alami Kerugian Rp 200 Juta Akibat Covid-19
Pengelola Wisata Puncak Ratu dan Wisata Kampoeng Toron Samalem Pamekasan mengalami kerugian sekitar Rp 200 juta selama pandemi Covid-19.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Sudah memasuki 74 hari semua tempat wisata di Kabupaten Pamekasan, Madura ditutup karena adanya wabah virus corona atau Covid-19.
Ditutupnya semua tempat wisata itu, sangat berdampak buruk bagi pengelola wisata swasta di Kabupaten Pamekasan, Madura.
Terutama, dari segi penghasilan, sebab para pengelola wisata mengalami kerugian hingga ratusan miliar rupiah akibat dampak ditutupnya tempat wisata tersebut.
• Suami Laudya Cynthia Bella, Engku Emran Sampaikan Doa Pernikahan dan Unggah Potret Terbaru Aleesya
• Kasus Positif Covid-19 di Kota Malang Bertambah Empat Orang, Berasal dari Klaster Keluarga
• Terminal Baru Mojosari Mangkrak dan Kumuh, Sekarang Dipakai Sebagai Tempat Pembuangan Sampah Liar
Seperti halnya yang dialami oleh Hasan Basri, Pengelola Wisata Puncak Ratu dan Wisata Kampoeng Toron Samalem Pamekasan.
Ia mengatakan, sejak ditutupnya dua tempat wisata miliknya, sedari 26 Maret 2020, dia mengalami kerugian sekitar Rp 200 juta.
Bahkan, pria asal Kabupaten Sumenep itu mengaku kebingungan untuk mencari alternatif penghasilan lain agar tetap bisa membayar semua karyawannya selama dua tempat wisata miliknya itu ditutup lantaran mengikuti anjuran pemerintah perihal pencegahan penyebaran virus corona di tempat wisata.
"Lain dari hal itu, penambahan fasilitas di dua tempat wisata yang dikelola saya juga mangkrak," kata Hasan Basri kepada TribunMadura.com, Minggu (7/6/2020).
Pria yang akrab disapa Basri itu juga mengaku pusing, sebab selama tempat wisatanya ditutup oleh Disparbud Pamekasan, dia tidak memiliki penghasilan lagi.
Padahal, dia masih punya tanggungan untuk membayar para tukang yang sedang menggarap sejumlah pembangunan fasilitas baru di dua tempat wisatanya yang masih setengah pekerjaan.
"Entahlah pusing pokoknya. Ini juga masih memikirkan pembayaran utang di Bank yang masih belum lunas. Penghasilan sudah tidak ada lagi," keluhnya.
Basri meminta kepada Pemkab setempat agar secepatnya memutuskan kapan dibukanya kembali semua tempat wisata di Pamekasan dengan memperhatikan konsep 'New Normal Pariwisata'.
• Antisipasi Penyebaran Covid-19, Ribuan Nelayan dan Kru Kapal di Probolinggo Ikut Rapid Test Gratis
• 32 TKI Ilegal asal Sampang Dipulangkan dari Malaysia di Tengah Pandemi Corona, Begini Kondisi Mereka
• Inilah Hasil Rapat Gubernur Jatim dan 3 Kepala Daerah Malang Raya Terkait Transisi Menuju New Normal
Sebab, ia mengaku kasihan kepada semua pengelola wisata swasta di Pamekasan yang sudah tidak memiliki penghasilan lagi.
"Kepada Pemkab Pamekasan, kami harap secepatnya merumuskan dan menerapkan new normal pariwisata. Agar kami bisa membuka kembali usaha kami, kasian pengelola wisata yang swasta," pintanya.
Sekadar informasi, penutupan semua tempat wisata di Pamekasan, Madura dimulai sejak 26 Maret 2020.