Berita Ponorogo
Jenguk Tetangga Positif Covid-19, Puluhan Warga Ponorogo Jalani Tes PCR, Potensi Klaster Jagong Bayi
Puluhan warga di Kabupaten Ponorogo menjenguk ibu yang baru saja melahirkan yang ternyata adalah pasien virus corona Covid-19.
Penulis: Sofyan Candra Arif Sakti | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, PONOROGO - Sebanyak 51 warga di Jalan Ontoseno, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Mereka menjalani tes PCR setelah kontak erat dengan seorang pasien virus corona Covid-19.
Saat itu, puluhan warga tersebut menjenguk tetangganya yaitu seorang ibu yang baru saja melahirkan.
• Miris Aksi Pelajar 13 Tahun Sudah Nekat Bobol Brankas Kantor Koperasi, Bawa Kabur Uang Rp 43 Juta
• Nasib Pengelola Bukit Bintang Pamekasan usai Fasilitas Wisata Dibakar Massa, ASPRIM Akui Prihatin
• Kasus Covid-19 di Sidoarjo Terus Bertambah, Masih Banyak Warga yang Langgar Protokol Kesehatan
"Ada pasien yang baru melahirkan," kata Kabid Yankes, Dinkes Ponorogo, Hermansyah, Rabu (7/10/2020).
"Ketika itu belum diketahui (positif Covid-19) dan tetangganya banyak yang jagong bayi," sambung dia.
Hermansyah mengatakan, pasien tersebut diketahui positif Covid-19 saat bayinya yang berumur 7 hari menderita diare.
Saat dirapid test, ternyata keduanya reaktif.
Menindaklanjuti hal tersebut, keduanya dilakukan tes swab dan didapati sang ibu positif Covid-19.
Sementara hasil tes swab dari sang bayi belum keluar.
"Setelah kami lacak ada 51 orang yang berkontak erat dan hari ini akan dilakukan tes swab," lanjutnya.
• Jawa Timur Tinggalkan Status Zona Merah Kota/Kabupaten, Gubernur Minta Warga Tak Tinggalkan 3M
• Kemenhub Sosialisasi Keselamatan Jalan di Kota Blitar, Ajak Pengendara Disiplin Protokol Kesehatan
Dari ke 51 pasien tersebut, 7 diantaranya adalah balita dan yang lainnya adalah orang dewasa.
"Mereka sudah melakukan isolasi mandiri hingga hasil swab keluar untuk menjaga agar tidak terjadi penularan," tambah Hermansyah.
Sementara itu, tokoh masyarakat Kelurahan Kepatihan, Sumarji mengatakan ke 51 warga tersebut sangat antusias untuk melakukan tes swab.
"Mereka ingin mengetahui apakah positif apa negatif kalau negatif Alhamdulillah berarti sehat, kalau positif ya segera minta perawatan," kata Sumarji.
Sebelum tes yang dilakukan untuk ke 51 warga tersebut, Sumarji menjelaskan, sudah ada lima warga yang dilakukan tes swab.
Lima warga tersebut adalah keluarga yang tinggal serumah dengan pasien positif Covid-19.
Namun, hingga saat ini, hasil tes swab kelima anggota keluarga pasien tersebut belum keluar.
Tinggalkan Status Zona Merah
Provinsi Jawa Timur berhasil meninggalkan zona merah penyebaran virus corona Covid-19.
Satgas Covid-19 Pusat mengumumkan bahwa per Rabu (7/10/2020), tidak ada lagi zona merah di Jawa Timur.
Dari total 38 kabupaten kota di Jawa Timur, ada 28 kabupaten kota sudah berubah warna menjadi oranye atau daerah dengan risiko sedang penularan Covid-19.
• Geger Mayat di Tengah Sawah Desa Babakbawo Gresik, Diduga Kena Serangan Jantung saat Cari Rumput
• Perangkat Desa Ketahuan Selingkuh dengan Istri Orang, Kini Dituntut Warga untuk Mundur dari Jabatan
• PT KAI Imbau Warga Patuhi Peraturan di Perlintasan Kereta Api, Ada Denda Rp 750 Ribu bagi Pelanggar
Sisanya, sebanyak 10 kabupaten kota masuk dalam zona kuning atau risiko rendah penularan Covid-19.
"Ini hasil kerja keras bersama, dari pemerintah kabupaten/kota, TNI, Polri, kejaksaan, pengadilan, kampus, media, tenaga kesehatan, tokoh agama, relawan, terkhusus bagi masyarakat Jawa Timur yang saat ini menjadi garda terdepan dalam pemakaian masker,” ungkap Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Rabu (7/10/2020).
Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa memang dalam dua pekan terakhir rate of transmission atau laju penyebaran covid-19 di Jatim sudah di bawah 1 yaitu 0,9.
Artinya laju penyebaran virus sudah mulai bisa ditekan dengan angka penularan yang menurun.
Salah satu yang cukup berpengaruh besar adalah gerakan bermasker yang masif dan diimbangi dengan operasi yustisi yang ketat dari pihak yang berwajib.
Hal tersebut membuat pendisiplinan masyarakat terhadap penggunaan masker, tidak berkerumun, dan menjaga jarak lebih terjaga.
• Undang Kecurigaan Polisi, Truk Box Berlabel PT Pos Indonesia ini Malah Angkut Kayu Sonokeling Curian
• Residivis Penggelapan Mobil Sewaan Antar Kota Ditangkap, Selama ini Menganggur Tapi Terlilit Utang
"Kami selalu mempertimbangkan masukan dari pakar epidemiologi dalam penanganan covid-19 di Jawa Timur," kata Khofifah Indar Parawansa.
"Kami mendapatkan data bahwa penggunaan masker yang masif dan serentak, terbukti mampu menurunkan kurva penambahan kasus di berbagai negara," lanjut dia.
"Di samping itu, apabila 60 persen saja populasi mau pakai masker, Rate of Transmission atau tingkat penularan bisa turun dibawah satu," tambahnya.
"Oleh karena itu, kita adopsi gagasan yang telah scientifically proven ini di Jawa Timur,” tuturnya.
Khofifah menyebut, dalam satu bulan terakhir, penanganan Covid-19 di Jawa Timur difokuskan kepada perubahan perilaku dengan kampanye penggunaan masker.
Bahkan setiap akhir pekan ia bersama tim dari forkopimda, bupati, wali kota juga pimpinan instansi vertikal seperti BI, BPN, OJK dan para survivor covid-19 bergantian untuk keliling Kabupaten dan Kota di Jawa Timur terjun gowes untuk menyampaikan ajakan "Pakai Masker".
• Gempa 5,0 Magnitudo Guncang Pesisir Lumajang, Tak Berpotensi Tsunami, Ini Imbauan BPBD
• UPDATE Corona di Kabupaten Nganjuk, Ada 5 Pasien Tambahan, Total Kasus Covid-19 Capai 516 Orang
“Kami gowes sambil membagikan masker gratis dan sembako untuk mengapresiasi kepatuhan mereka kepada protokol kesehatan,” imbuhnya.
Walau telah terbebas dari zona merah, Khofifah tetap berpesan kepada masyarakat untuk tidak lengah.
Kepatuhan akan protokol kesehatan seperti penggunaan masker dan menghindari kerumunan tetap harus dijalankan sampai penyebaran benar-benar berhenti.
"Saat ini, Masyarakat Jawa Timur harus tetap waspada dan gotong royong menegakkan 3M. Satu-satunya vaksin yang saat ini kita miliki adalah patuh terhadap protokol kesehatan," katanya.
"Oleh karena itu, mohon tetap patuh terhadap protokol kesehatan sampai berhenti penyebaran covid-19 ini," pungkasnya.
Sebagai rincian, zona oranye di Jawa Timur di antaranya, Banyuwangi, Nganjuk, Bondowoso, Jombang, Tuban, Sidoarjo, Magetan, Ngawi, Sumenep, Lamongan, Bojonegoro.
Kemudian ada, Kota Surabaya, Probolinggo, Lumajang, Blitar, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Situbondo, Kediri, Mojokerto, Kota Batu, Kota Malang, Pasuruan, Ponorogo, Gresik, Jember, Kota Mojokerto, Kota Madiun.
Sedangkan untuk zona kuning yaitu, ada di Pamekasan, Pacitan, Kota Blitar, Bangkalan, Kota Kediri,Madiun, Tulungagung, Trenggalek, Malang, Sampang.