Berita Pamekasan
Keluarga Penerima Manfaat di Pamekasan Boleh Sobek Stiker Pra Sejahtera, Asalkan Tidak Menerima PKH
Keluarga penerima manfaat di Kabupaten Pamekasan, Madura diperbolehkan menyobek stiker Keluarga Pra Sejahtera, asal tidak menerima bansos sembako.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Elma Gloria Stevani
Penulis: Kuswanto Ferdian l Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Pamekasan, Madura diperbolehkan menyobek stiker atau labelisasi yang bertuliskan 'Keluarga Pra Sejahtera' yang sudah tertempel di rumah masing-masing KPM.
Syaratnya, asal sudah tidak lagi menjadi penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima bantuan sosial sembako.
Koordinator Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Pamekasan, Hanafi mengatakan, KPM yang sudah tidak lagi menerima PKH dan bansos sembako, diperbolehkan menyobek stiker yang bertuliskan 'Keluarga Pra Sejahtera' yang sudah terlanjur ditempel oleh Pemkab Pamekasan.
Baca juga: Selama 9 Hari Kasus Positif di Bangkalan Bertambah 190 Orang, 3 Kecamatan Kembali Masuk Zona Merah
Baca juga: Tekan Penularan di Klaster Keluarga, Asrama Haji Surabaya Jadi Tempat Isolasi Pasien OTG Covid-19
Baca juga: PPKM Dilanjutkan Meski Positif Corona di Malang Melandai, Wagub Emil: Kurangi Angka Kasus Covid-19
Baca juga: Curiga Mobil Goyang di Depan Pasar, Oknum ASN Sampang dan Selingkuhan Digerebek Warga, Diduga Mesum
Ia mengaku tidak mungkin melarang dan menghalangi bila KPM ingin menyobek stiker tersebut, karena memang ada sebagian KPM di Kabupaten Pamekasan yang sudah tidak lagi menerima bantuan PKH dan bansos sembako.
"Misal konfirmasi dari pusat, KPM yang bersangkutan tidak tercover dapat bantuan atau berdasarkan SK sudah tidak dapat bantuan apa lagi, ya diperkenankan untuk disobek," kata Hanafi kepada TribunMadura.com, Jumat (22/1/2021).
"Wong tidak menerima bantuan apa pun kok dilabeli stiker, pasti mereka (KPM) protes kan," tambahnya.
Hanafi menegaskan, penyebab sebagian KPM yang dikeluarkan sebagai penerima program PKH dan bansos sembako bukan disebabkan karena adanya labelisasi stiker keluarga pra sejahtera.
Melainkan, murni berdasarkan data pengurangan jatah penerima PKH dan bansos sembako dari pusat karena dinilai sebagai keluarga yang sudah mampu.
"Karena banyak rumor, setelah dilakukan labelisasi banyak yang dikeluarkan sebagai penerima bansos sembako dan PKH. Sebenarnya bukan karena itu, tapi murni data dari pusat," bebernya.
Menurut Hanafi, sejumlah rumah KPM di Pamekasan yang ditempeli stiker sebagai keluarga pra sejahtera berdasarkan data bayar penerimaan bantuan pada Desember 2020.
Kata dia, bila di data penerima PKH dan bansos sembako pada Januari 2021 ternyata ada yang sudah dikeluarkan, pihaknya belum memonitor lebih lanjut.
Namun ia memastikan, sejumlah nama KPM yang dikeluarkan sebagai penerima PKH dan bansos sembako, surat keputusannya (SK) sudah dikirim ke berbagai desa di Pamekasan.
"Suratnya sudah kami kirim ke desa-desa perihal berapa KPM yang dikeluarkan sebagai penerima bantuan, berdasarkan surat tindak lanjut dari Sekda, bahwa itu memang ada feedback hasil keputusan penerima bantuan dari pusat," tutupnya.
Baca juga: Rizky Febian Akui Mental Putri Delina Sempat Down Akibat Dituding Rampas Warisan Ibunya: Jatuh Sakit
Baca juga: Akui Kerap Dikelilingi Banyak Wanita Cantik, Kiwil Pasrah Cerai dengan Rohimah: Saya Pelaku Poligami
Baca juga: Rizky Febian Khawatir Dampak Konflik Warisan pada Kehidupan Adik-adiknya, Anak Sule: Sok Mau Berapa?
Baca juga: Diduga Sengaja Bunuh Diri, Seorang Wanita Tewas Tertabrak Kereta Api Agro Anggrek di Modo Lamongan