Breaking News

Berita Terkini Madura

Daftar Santri Mbah Kholil yang Menjadi Pesohor Tanah Air: Ada Pendiri NU hingga Mursyid Thoriqoh

Berikut deretan santri Mbah Kholil Bangkalan yang menjadi pesohor di bumi Nusantara.

Editor: Taufiq Rochman
Dok Dinas Pariwisata Jawa Timur
Makam Syaikhona Kholil Bangkalan Madura 

TRIBUNMADURA.COM - Berikut deretan santri Mbah Kholil Bangkalan yang menjadi pesohor di bumi Nusantara.

Syaikhona Kholil Bangkalan (Mbah Kholil) adalah ulama masyhur di Indonesia.

Waliyullah asal Madura itu lahir pada sekitar 25 Mei 1835, atau pada 9 Shafar 1252 Hijriah, di Kemayoran, Bangkalan.

Sang ayah adalah Kiai Haji Abdul Latif, yang merupakan anak dari Kiai Hamim yang merupakan anak Kiai Abdul Karim.

Kiai Abdul Karim dilaporkan merupakan anak Kiai Muharram bin Kiai Asror Karomah bin Kiai Abdullah bin Sayyid Sulaiman.

Sayyid Sulaiman merupakan cucu dari Sunan Gunung Jati.

Sedangkan ibunya bernama Syarifah Khodijah.

Baca juga: Sosok Syaikhona Kholil Bangkalan, Waliyullah Madura, Lahirkan Ulama Besar di Nusantara: Mahaguru

Dia putri dari Kiai Abdullah bin Ali Akbar bin Sayyid Sulaiman.

Sejak kecil Syekh Kholil ditempa oleh ayahnya dengan berbagai ilmu dalam lingkungan pesantren.

Saat itu Syekh Kholil mendalami ilmu Fikih, yakni salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Allah.

Selain itu, Syekh Kholil juga mempelajari ilmu Nahwu dari sang ayah.

Nahwu merupakan salah satu bagian dasar dari ilmu tata bahasa dalam bahasa Arab untuk mengetahui jabatan kata dalam kalimat dan bentuk huruf atau harakat terakhir dari suatu kata.

Dengan kata lain, ilmu Nahwu mempelajari struktur kalimat bahasa Arab.

Ilmu Nahwu kerap dipadukan dengan ilmu Shorof yang membahas tentang kata-kata dengan perubahan-perubahannya (tashrif).

Baca juga: Kisah Keramat Syaikhona Kholil Bangkalan: Tancapkan Tongkat hingga Muncul Mata Air, Tak Pernah Surut

Setelah dianggap punya bekal ilmu yang cukup, Kiai Latif mengirim Syekh Kholil mengembara ke berbagai pesantren untuk belajar.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved