Berita Surabaya

Sosok Pria Surabaya yang Dibunuh di Hutan Sampang, Dikenal Baik di Tempat Kerja, Pelanggan Menangis

Remaja sekarat karena luka bacok sekujur tubuh dengan tangan terikat kebelakang dan kedua mata ditutup kain, di jalan setapak hutan Kabupaten Sampang

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Januar
istimewa
SOSOK KORBAN-Foto Raffa Galang Prayoga (19) semasa hidup. Ia menjadi korban dugaan penganiayaan yang berujung kehilangan nyawa. Warga setempat dibuat geger dengan penemuan Galang dalam kondisi mengenaskan di jalan setapak area Dusun Prekedan, Desa Samaran, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang, sekitar pukul 15.30 WIB, pada Minggu (2/11/2025) sore. 

"Dia itu sudah besar, saya pukul tetap, kalau dia enggak salat, kalau dia nakal tetap saya pukul. Dia enggak marah, kalau (seandainya) saya dibalas tuh saya kalah. Temenan, wong saya enggak punya tangan," katanya sambil sesenggukan menahan tangis.

Bambang menegaskan, anak sulungnya itu merupakan pribadi yang penurut dan pendiam.

Meskipun dirinya mungkin tidak banyak mengetahui urusan sang anak, ia meyakini sang anak memiliki pribadi yang baik.

Sehingga ia tak menyangka bahwa sang anak bisa menjadi sasaran perbuatan keji dari pelaku.

Bambang juga mengaku tidak mengetahui pasti dugaan motif pelaku yang begitu tega menghabisi nyawa anaknya sedemikian rupa.

Jikalau pelaku mengincar harta benda milik sang anak. Nyatanya sang anak tidak memiliki banyak uang ataupun perhiasan.

Beberapa benda seperti gelang dan kalung pada tubuh anaknya, juga sebatas asesoris, bukanlah perhiasan berharga

Anehnya, kalung asesoris pada leher anaknya hilang. Tapi gelang pada tangan kanan sang anak, masih melekat.

Selain kalung, motor Honda Revo 'butut' yang biasa dikendarai oleh sang anak juga hilang.

"Barang hilang semua. Cuma ada gelang pernak pernik anak muda. Di leher biasanya ada kalung, tapi enggak ada saat itu. Itu kalung asesoris biasa," katanya.

Kemudian, jikalau memang terdapat motif lain non-materiil, seperti dendam, misalnya. Bambang juga meragukan dugaan tersebut.

Pasalnya, ia meyakini bahwa kepribadian sang anak yang cenderung pendiam dan penurut, perlahan-lahan menggugurkan dugaan tersebut.

Anaknya itu juga tak pernah bepergian terlalu jauh dari rumah. Untuk sekadar nongkrong, anak itu, kerap pergi ke rumah teman di samping rumah.

"Dia enggak pernah ke Madura. Baru pertama kali ini ke Madura. Makanya saya belum tahu, antara penculikan dan dijebak gitu. Itu saja. Karena semua identitas hilang," pungkasnya.

Sementara itu, Tante Galang, Titik menceritakan dirinya yang membiayai semua proses pendidikan Galang beserta dua adik kembarnya selama ini.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved