Berita Surabaya
Sosok Pria Surabaya yang Dibunuh di Hutan Sampang, Dikenal Baik di Tempat Kerja, Pelanggan Menangis
Remaja sekarat karena luka bacok sekujur tubuh dengan tangan terikat kebelakang dan kedua mata ditutup kain, di jalan setapak hutan Kabupaten Sampang
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Januar
Galang sudah dipaksa untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang Sarjana. Ternyata, Galang menolak, lantaran takut memberatkan keluarganya.
Padahal, Titik berkali-kali meyakinkan dirinyalah yang akan membiayai Galang sampai lulus sebagai sarjana.
"Saya yang biayai semua, lulus SMK 7. Dia kerja juga ikut saya. Kerja kontraktor. Dari awal dia saya paksa kuliah, tapi dia enggak mau. Dia takut biaya mahal," ujarnya.
Titik sudah menganggap Galang dan kedua adiknya seperti anak sendiri. Galang selama ini memiliki kepribadian yang santun, penurut, tak neko-neko dan pekerja keras.
Ia menyaksikan betul bagaimana Galang begitu peduli dengan ayahandanya yang tunadaksa dan adik-adiknya.
Itulah mengapa Galang tidak pernah bepergian jauh dari rumah. Galang cuma nongkrong di sekitar rumah dan tak akan pergi jauh ke mana.
Bahkan, Titik menyakini, Galang tidak pernah bepergian ke Pulau Madura, entah untuk urusan apapun.
Bahkan, ia menegaskan, pihak keluarga besarnya tidak memiliki kerabat yang bermukim di Pulau Madura.
"Dia enggak pernah ke Madura. Baru pertama kali ini ke Madura," katanya.
Termasuk, mengenai kinerja Galang selama bekerja di perusahaannya. Titik menegaskan, Galang merupakan pribadi yang pekerja keras.
Galang ditempatkan olehnya sebagai bidang jasa antar barang dan berkas ke seluruh tempat lokasi kustomer berada. Cara kerjanya luar biasa cekatan.
Meskipun jam kerjanya habis, dan kebetulan ada sisa pekerjaan yang mungkin bisa diselesaikan keesokan hari, Galang tetap berusaha menyelesaikan sampai tuntas.
"Dia tanggung Jawab, walaupun kerja di luar jam kerja dia," katanya.
Saking cekatannya kinerja Galang, beberapa kustomer perusahaan Titik merasa bersedih hati dan menangis tatkala mendengar kabar duka tersebut.
"Kustomer semuanya tahu kejadian itu, ya nangis. Anaknya pendiam dan menurut. Kerja di lapangan, enggak neko-neko, enggak rewel. Kalau disuruh ya tetap dijalankan. Tetap sesuai dengan permintaan kustomer," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
| Maling Motor yang Dibakar Warga Jojoran Kini Tewas, Rumah Sakit Sempat Menolak Merawat |
|
|---|
| Pemkot Surabaya Larang Toko Miras Promosi Lewat Medsos, Minta Influencer Tolak Permintaan Iklan |
|
|---|
| Tragis, Remaja Asal Surabaya Dianiaya hingga Tewas di Sampang, Tangan Korban Terikat |
|
|---|
| Jawaban Wali Kota Eri Cahyadi soal Video Viral di Instagramnya: Anak Muda Saya Beri Kesempatan |
|
|---|
| Pengakuan Mahasiswa Pergoki Maling Motor Miliknya di Parkiran Kosan Surabaya: Pelaku Nonjok Saya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/madura/foto/bank/originals/SOSOK-KORBAN-Foto-Raffa-Galang-Prayoga-19-semasa-hidup-Ia-menjadi-korban.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.