Berita Surabaya

Sosok Pria Surabaya yang Dibunuh di Hutan Sampang, Dikenal Baik di Tempat Kerja, Pelanggan Menangis

Remaja sekarat karena luka bacok sekujur tubuh dengan tangan terikat kebelakang dan kedua mata ditutup kain, di jalan setapak hutan Kabupaten Sampang

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Januar
istimewa
SOSOK KORBAN-Foto Raffa Galang Prayoga (19) semasa hidup. Ia menjadi korban dugaan penganiayaan yang berujung kehilangan nyawa. Warga setempat dibuat geger dengan penemuan Galang dalam kondisi mengenaskan di jalan setapak area Dusun Prekedan, Desa Samaran, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang, sekitar pukul 15.30 WIB, pada Minggu (2/11/2025) sore. 

Galang sudah dipaksa untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang Sarjana. Ternyata, Galang menolak, lantaran takut memberatkan keluarganya.

Padahal, Titik berkali-kali meyakinkan dirinyalah yang akan membiayai Galang sampai lulus sebagai sarjana.

"Saya yang biayai semua, lulus SMK 7. Dia kerja juga ikut saya. Kerja kontraktor. Dari awal dia saya paksa kuliah, tapi dia enggak mau. Dia takut biaya mahal," ujarnya.

Titik sudah menganggap Galang dan kedua adiknya seperti anak sendiri. Galang selama ini memiliki kepribadian yang santun, penurut, tak neko-neko dan pekerja keras.

Ia menyaksikan betul bagaimana Galang begitu peduli dengan ayahandanya yang tunadaksa dan adik-adiknya.

Itulah mengapa Galang tidak pernah bepergian jauh dari rumah. Galang cuma nongkrong di sekitar rumah dan tak akan pergi jauh ke mana.

Bahkan, Titik menyakini, Galang tidak pernah bepergian ke Pulau Madura, entah untuk urusan apapun.

Bahkan, ia menegaskan, pihak keluarga besarnya tidak memiliki kerabat yang bermukim di Pulau Madura.

"Dia enggak pernah ke Madura. Baru pertama kali ini ke Madura," katanya.

Termasuk, mengenai kinerja Galang selama bekerja di perusahaannya. Titik menegaskan, Galang merupakan pribadi yang pekerja keras.

Galang ditempatkan olehnya sebagai bidang jasa antar barang dan berkas ke seluruh tempat lokasi kustomer berada. Cara kerjanya luar biasa cekatan.

Meskipun jam kerjanya habis, dan kebetulan ada sisa pekerjaan yang mungkin bisa diselesaikan keesokan hari, Galang tetap berusaha menyelesaikan sampai tuntas.

"Dia tanggung Jawab, walaupun kerja di luar jam kerja dia," katanya.

Saking cekatannya kinerja Galang, beberapa kustomer perusahaan Titik merasa bersedih hati dan menangis tatkala mendengar kabar duka tersebut.

"Kustomer semuanya tahu kejadian itu, ya nangis. Anaknya pendiam dan menurut. Kerja di lapangan, enggak neko-neko, enggak rewel. Kalau disuruh ya tetap dijalankan. Tetap sesuai dengan permintaan kustomer," pungkasnya.
 
 
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved