Berita Terkini Bangkalan

Bawaslu Mendadak Kumpulkan Semua Stakeholder, Bangkalan Tertinggi Urusan Hoaks di Media Sosial

Pada masa tahapan kampanye Pilkada 2024, Badan Pengawas Pemilu (Pemilu) Kabupaten Bangkalan menghadirkan sejumlah instansi di lingkungan pemkab

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Bawaslu Bangkalan menghadirkan sejumlah instansi di lingkungan pemkab setempat, KPU, pihak kepolisian, seluruh tim pemenangan paslon dalam sarasehan Pengawasan Siber dan Isu-isu Negatif pada Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Tahun 2024 di sebuah kafe di Jalan HOS Cokroaminoto, Jumat (4/10/2024).   

Pertama, informasi dibuat dalam bentuk berita yang dimuat dalam portal atau web yang tidak kredibel.

Kedua, informasi disebarkan melalui platform medsos dan sebagian disebarkan oleh akun medsos anonim yang diindikasikan sebagai pendengung alias buzzer.

Ketiga, informasi dibuat dan disebarkan dalam bentuk selebaran atau tabloid.

Keempat, informasi dibuat dalam bentuk hasil survei atau hasil perhitungan cepat oleh lembaga tertentu.

“Sekarang kita tinggal buka WhatsApp dan sebar luaskan, paling gampang dan efektif karena informasi hoaks bisa cepat beredar,” ungkap Rizki.

Pada saat ini, lanjutnya, juga terjadi peningkatan berita-berita hoaks untuk menurunkan elektabilitas pasangan calon tertentu, berita-berita tidak bisa dipertanggung jawabkan yang didapat di medsos seperti TikTok dan Instagram.

“Tetapi di Bangkalan paling banter di TikTok nya, kemudian disebarkan melalui WhatsApp apalagi dibikin status,” pungkas Rizki

Sementara Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan, Moh Hasan Faisol menyatakan, pihaknya mempunyai ruang cyber untuk melakukan pengawasan isu-isu negatif di dunia maya sebagai upaya mengurangi penyebaran informasi hoaks.

“Jadi sebelum Bapak/Ibu sekalian memutuskan bahwa berita ini hoaks apa tidak, kami mempunyai cyber, kita bisa kaji bersama,” ungkap Faisol.

Di masa kampanye pilkada seperti saat ini, lanjutnya, pentingnya masyarakat untuk memilih dan menyaring berita berdasarkan informasi yang benar, valid, dan bisa dipertanggung jawabkan.

Dengan harapan, masyarakat bisa memilih siapa yang paling terbaik di antara pasangan calon yang ada.

“Hoaks itu apa?, informasi palsu yang menyesatkan, disampaikan pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk mengelabui seseorang atau orang banyak."

"Dalam konteks pemilu, informasi ataupun berita hoaks digunakan untuk memanipulasi persepsi, penggiringan opini atau framing paslon tertentu,” jelasnya.   

Karena itu, Faisol meminta masyarakat dalam menentukan pilihan harus didasarkan pada informasi yang valid, bukan berdasarkan berita ataupun informasi yang sifatnya tidak bisa dipertanggung jawabkan.

“Berita hoaks dapat merusak proses demokrasi, mempengaruhi masyarakat. Akhirnya pemilih menentukan pilihan tidak sesuai harapan."

"Nah sebelum menentukan pilihan calon, tentunya harus mempunyai informasi-informasi yang benar, mendapat gambaran yang jelas melalui tim sukses misalnya, mengetahui jejak rekam dan pengalaman serta riwayat pekerjaan paslon,” pungkas Faisol.

Ikuti berita seputar Bangkalan

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved